13
2016Lightroom vs Photoshop: Mana yang Harus Dipilih oleh Fotografer?
Seiring makin banyaknya artikel yang saya tulis mengenai Lightroom, saya pun menerima banyak sekali pertanyaan terkait Lightroom vs Photoshop. Bagi mereka yang baru mengenal fotografi dan berniat untuk mempelajari post-processing atau pengeditan foto pada umumnya akan bertanya apakah harus mempelajari Lightroom atau Photoshop terlebih dahulu. Sedangkan mereka yang sudah familiar dengan Photoshop akan menanyakan apakah masih perlu untuk mempelajari Lightroom.
Sebelum saya membahas tentang Lightroom vs Photoshop lebih jauh, terlebih dahulu saya perlu menyampaikan bahwa saya sudah mengenal dan menggunakan Photoshop sejak 15 tahun yang lalu dan menggunakan Lightroom sekitar 5 tahun yang lalu. Dengan demikian saya harapkan cukup memiliki kompetensi dalam menyampaikan dan memberikan pandangan yang berimbang tentang penggunaan kedua aplikasi tersebut sebagai seorang fotografer.
Sebenarnya Lightroom vs Photoshop tidak bisa dibandingkan secara apple to apple karena memang ada perbedaan yang cukup mendasar di antara keduanya. Lightroom sendiri mempunyai nama lengkap Adobe Photoshop Lightroom yang sebenarnya diciptakan belakangan untuk menyempurnakan fitur yang belum tersedia pada Photosop seperti pengorganisasian dan penyortiran foto. Perbandingan yang tepat seharusnya Lightroom vs Photoshop/Bridge/Camera RAW. Sebelum kita membahas lebih jauh lagi, mari mengenal sekilas aplikasi-aplikasi tersebut terlebih dahulu.
Mengenal Adobe Photoshop
Adobe Photoshop diciptakan dan diperkenalkan pada tahun 1988 untuk para desainer grafis. Namun lambat laun aplikasi ini menjadi aplikasi favorit dalam pengeditan foto tidak hanya bagi para desainer grafis tapi juga arsitek, fotografer, penerbit dan tentu saja mereka yang senang memanipulasi foto.
Anda bisa mengedit foto sampai ke level pixel dengan menggunakan Photoshop. Sepertinya hampir semua hal terkait pengeditan bisa dilakukan di Photoshop mulai dari cropping, pengeditan warna, menggabungkan beberapa objek dari foto berbeda sampai menghilangkan objek yang dianggap mengganggu pada foto.
Mengenal Adobe Bridge
Adobe Bridge bekerja layaknya seperti file browser yang berfungsi untuk menampilkan dan menyortir koleksi foto Anda. Banyak pengguna Photoshop yang menggunakan Bridge juga. Hal itu karena Photoshop mempunyai fitur Mini Bridge yang dapat menghubungkan dan mengintegrasikan Photoshop dengan Bridge.
Mengenal Adobe Camera Raw
Camera RAW merupakan fitur yang terintegrasi dengan Photoshop dan berfungsi untuk membuka, memanipulasi dan mengubah file RAW. Camera RAW bisa digunakan untuk mengedit hal yang sangat mendasar pada foto seperti white balance, exposure, highlights, shadows, warna dan sebagainya. Setelah melakukan penyesuaian pada Camera RAW, Anda bisa melanjutkan pengeditan foto pada Photoshop.
Mengenal Adobe Photoshop Lightroom
Saya sudah membahas dan menulis artikel banyak sekali mengenai Lightroom di sini: artikel Lightroom. Lightroom diciptakan dan diperkenalkan pada tahun 2007 untuk mengorganisasi dan menyortir foto dalam jumlah besar serta memudahkan pencarian foto berdasarkan kata kunci, lokasi pemotretan, pengenal wajah otomatis dan sebagainya. Selain itu tentu saja kemampuan dan fitur mengedit foto walaupun tidak selengkap fitur yang dimiliki oleh Photoshop.
Lightroom vs Photoshop/Bridge/Camera RAW
Camera RAW pada Photoshop pada dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan modul Develop pada Lightroom. Lightroom malah memiliki kelebihan dengan menawarkan kemudahan dalam pengeditan dengan menggunakan tool seperti White Balance Selector (Baca: Mengatur White Balance pada Foto) dan Targeted Adjustment Tool (Baca: Memperbaiki dan Mengubah Warna Tertentu pada Foto).
Bridge hanya mempunyai sebagian fitur pada modul Library Lightroom. Saya tidak akan membahas mengenai Bridge lebih jauh di sini karena belum ada aplikasi yang bisa menandingi kemampuan pengorganisasian foto sebaik Lightroom. Bila Anda sebelumnya pernah menggunakan Bridge dan kemudian beralih ke Lightroom maka Anda akan merasakan perbedaan yang cukup signifikan.
Photoshop memiliki beberapa fitur seperti penggunaan layer dan masking yang tidak tersedia pada Lightroom. Namun berdasarkan pengalaman sebagai fotografer dalam melakukan pengeditan foto, saya bisa menyelesaikan pengeditan 70-80% dari keseluruhan foto menggunakan Lightroom dan sisanya menggunakan Photoshop. Bahkan seringkali saya hanya memperbaiki white balance dan warna saja menggunakan Lightroom. Semakin bagus kualitas Anda sebagai seorang fotografer maka semakin sedikit foto Anda membutuhkan pengeditan.
Kesimpulan: Aplikasi Mana yang Harus Digunakan
Untuk fotografer yang karya fotografinya berasal dari hasil pemotretan sendiri dan bukan dari hasil manipulasi foto digital maka saya menyarankan untuk mempelajari dan menggunakan Lightroom terlebih dahulu. Bila Anda tidak puas dengan fitur pengeditan foto pada Lightroom maka selanjutnya Anda bisa mempelajari dan menggunakan Photoshop juga.
Berikut beberapa hal yang menjadi landasan dan dasar pertimbangan saya dalam memberikan saran kepada Anda.
Pengorganisasian, Penyortiran, dan Pencarian Foto
Semua fotografer sangat disarankan kalau tidak bisa dibilang wajib untuk menggunakan Lightroom dalam mengorganisasi dan menyortir foto. (Baca: Menyortir Foto Menggunakan Rating, Label Warna dan Flag) Apalagi Anda yang mempunyai profesi sebagai fotografer professional seperti fotografer wedding dan sebagainya. Anda dengan mudah bisa menyortir dan menunjukkan koleksi karya fotografi Anda kepada client.
Fitur Pengeditan Foto pada Lightroom Cukup Lengkap dan Lebih Mudah Digunakan
Seperti yang saya utarakan sebelumnya, hampir semua pengeditan foto saya dilakukan menggunakan Lightroom. Bahkan dalam mengedit file RAW, Lightroom menawarkan kemudahan dengan menggunakan White Balance Selector dan Targeted Adjustment Tool.
Pengeditan Foto Tanpa Mengubah File Aslinya
Salah satu kehebatan Lightroom adalah Anda bisa mengedit foto tanpa menyentuh file aslinya sama sekali. Bahkan Anda bisa memperbanyak suatu foto menggunakan virtual copy tanpa menyimpan file ke hard disk dan kemudian mengeditnya dengan berbagai variasi. (Baca: Menggunakan Virtual Copy dalam Mengedit Foto) Hal ini jelas akan menghemat sekali kapasitas hard disk yang Anda miliki.
Penggunaan Preset
Lightroom menyediakan berbagai preset seperti preset pengaturan warna, preset watermark, preset metadata dan sebagainya untuk mempermudah dan mempersingkat waktu pengeditan foto. Berbagai preset tersebut bisa digunakan pada banyak foto sekaligus.
Integrasi Lightroom dengan Photoshop
Bila Anda sudah terbiasa dan masih memilih untuk melakukan pengeditan menggunakan Photoshop maka Anda tetap bisa membuka dan menggunakan Photoshop dari Lightroom. Pertama yang harus dilakukan adalah mengimpor semua foto menggunakan Lightroom. Selanjutnya sortir dan pilih foto yang ingin diedit.
Anda bisa mengedit foto menggunakan Lightroom terlebih dahulu dan selanjutnya bisa membuka Photoshop dari library Lightroom bila diperlukan. Hasil editan menggunakan Photoshop akan disimpan dan diorganisasi kembali oleh Lightroom. Selanjutnya tinggal ekspor dan publikasi foto menggunakan Lightroom. Dengan cara tersebut walaupun Anda menggunakan Photoshop tetapi foto dan hasil pengeditannya tetap terorganisasi dengan baik menggunakan Lightroom.
Saya masih menggunakan Photoshop bila saya benar-benar memerlukannya seperti melakukan re-touch lebih detil pada wajah atau menghilangkan objek-objek pada foto yang saya anggap mengganggu. Menggunakan kombinasi Lightroom dan Photoshop adalah pilihan yang paling ideal. Namun bila harus memilih salah satu di antaranya maka sekali lagi saya akan menyarankan Anda untuk memilih dan menggunakan Lightroom.
Komentar Terbaru